Wahai pujangga,
Malammu kah yang merekah itu?
Selir dan waktu merenggutnya terlalu banyak
Tersisa apa untuk sekerling senyummu?
Begitu jauhkah engkau terpendam masa
Bahkan tertawa pun engkau lupa.
Wahai pujangga,
Setegar apa air mukamu bersembunyi di balik tabir,
Mendamba damai untuk rembulanmu
Tapi kau sendiri memiaskan hari,
Terlalu kuatkah engkau sebagai karang
Apa mungkin engkau begitu malu
Melerai pertikaian sang waktu.
Betul juga,
kau adalah cinta yang tak bertuan
membenamkan dirimu sebagai pujangga
dan muncul di pertempuran ini
tak sebilah pedangpun menghunusmu.
Wahai pujangga,
Sedikit sekali nafas untuk nadirmu
Seperti apa engkau akan menggapai dahannya?
Oleh : GreenMIND
Tidak ada komentar:
Posting Komentar